B. Sejarah penemuan
- Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut  terbukti dengan adanya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan mengenai  infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir kuno  (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V  meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang  virus Smallpox.
 
- Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal adalah  virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada tahun 1000. Akan  tetapi pada pada tahun 1798 , Edward  Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan  terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat  pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami  kemudian merupakan pelopor penggunaan vaksin.
 
- Pada tahun 1880, Louis  Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory"  yaitu bahwa mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada saat itu  juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal hingga saat  ini yaitu :
 
- Agen penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
 
- Agen harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan secara in  vitro
 
- Ketika kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang  rentan maka ia bisa menimbulkan penyakit
 
- Agen yang sama bisa di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang  terinfeksi tersebut
 
- Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai  penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau  dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer,  seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular  ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan  getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di  getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut  disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak  dapat dilihat dengan mikroskop.
 
- Pada tahun 1892,  Dimitri  Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah  disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit  mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri  penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat  melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat  menembus saringan.  Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus  Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah  yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya  menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer  antartanaman.  Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan  merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup  pembawa penyakit.
 
- Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan  kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri.  Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang  sangat kecil.
 
- Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika  ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang sakit, maka  pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena kanker.  Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari  ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak  dapat dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam  sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat menyebabkan  kanker.  Rous menyimpulkan kanker disebabkan karena sel virus pada sel tumor  ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.  Penemuan tersebut merupakan penemuan pertama virus  onkogenik, yaitu virus yang dapat menyebabkan tumor. Virus yang  ditemukan oleh Rous dinamakan Rous  Sarcoma Virus(RSV).
 
- Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail  rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard  E Shope merupakan model kanker  pertama pada manusia yag disebabkan oleh virus.  Dr Shope melakukan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada  hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata  timbul tumor pada kelinci tersebut.
 
- Wendell Stanley  merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada tahun  1935.  Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco  Mozaic Virus (TMV).  Stanley mengemukakan bahwa virus akan dapat tetap aktif meskipun  setelah kristalisasi.
 
- Martha Chase  dan Alfred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan  bakteriofage.  Bakterofage  merupakan virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat  bereplikasi di dalam sel bakteri.
 
 C. Struktur dan  anatomi virus
 
Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau):
1. asam  nukleat (
RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat  kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan 
mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada 
bakteri  sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus  terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada 
ribosom),  sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop  cahaya.
Genom virus dapat berupa 
DNA ataupun 
RNA.  Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA  untai ganda, atau RNA untai tunggal.  Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal  atau sirkuler.  Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai  dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.  Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada  virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.  
Protein  yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut 
kapsid.  Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik),  heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas  protein yang disandikan oleh 
genom virus.  Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut 
kapsomer.
 
 
Bakteriofag  terdiri dari kepala polihedral berisi asam nukleat dan ekor untuk  menginfeksi inang.
 Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut  protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus.  Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung  dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.  Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid.  Pada virus 
campak,  nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari  sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada  selubung lipid tersebut.  Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel  inang pada awal infeksi.
 
Virus cacar air memiliki selubung virus.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan  tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.  Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400  nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk  simetri 
ikosahedral.  Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik  ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.  Sebagai contoh, virus 
hepatitis  B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid.  Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat  diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri  langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya  menginfeksi inang.Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu  membran menyelubungi kapsid.  Selubung ini mengandung 
fosfolipid  dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan 
glikoprotein  yang berasal dari virus.  Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa  molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis 
bakteriofag  yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid.  Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada  suatu bakteri.  Partikel lengkap virus disebut 
virion. Virion berfungsi sebagai  alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid  bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar