SUKHOI
Sukhoi (bahasa Rusia:Сухой) adalah perusahaan pembuat pesawat tempur militer Rusia. Perusahaan ini didirikan oleh Pavel Sukhoi pada tahun 1939 dengan nama Biro Desain Sukhoi atau dikenal dengan OKB-51, sekarang ini dikenal dengan nama Sukhoi Corporation. Pemerintah Rusia berencana untuk merger Sukhoi dengan Mikoyan, Ilyushin, Irkut, Tupolev, dan Yakovlev, membentuk sebuah perusahaan baru bernama United Aircraft Corporation.
Rusia saat ini mengoperasikan Su-24, Su-25, Su-27, Su-30, dan Su-33. Lebih dari 2000 pesawat sudah diekspor ke luar Rusia. Pesawat tempur Sukhoi sudah dimiliki oleh India, Republik Rakyat Cina, Polandia, Slovakia, Hungaria, Jerman, Syria, Aljazair, Korea Utara, Vietnam, Malaysia, Afganistan, Yemen, Mesir, Libya, Iran, Angola, Ethiopia, Eritrea, Republik Indonesia, dan Peru.
from : Wikipedia
Tragedi Shukoi, Tim Indonesia-Rusia Saling Sikut?
Gunung salak
TEMPO.CO, Jakarta --
Kecelakaan pesawat Sukhoi SuperJet 100 yang merengut 45 nyawa penumpang
dan awak menyisakan banyak pekerjaan bagi pemerintah Rusia serta
Indonesia. Namun alih-alih bekerja sama, tim kedua belah pihak saling
mengerutu di belakang karena susah bekerja sama.
Salah satu anggota tim dari Rusia menuding tim dari Indonesia sengaja menunda pencarian rekaman pembicaraan pesawat atau black box. "Sepertinya tim dari pemerintah Indonesia sengaja menunda pencarian black box karena menyembunyikan sesuatu," kata seorang sumber Kementerian Keadaan Darurat Rusia yang ikut dalam pencarian korban Sukhoi di Gunung Salak, Jawa Barat.
Seperti dilansir situs Lifenews.ru, Selasa 15 Mei 2012, sejumah pejabat Kementerian Rusia ikut turun ke lokasi kecelakaan pesawat Sukhoi. Namun pemerintah Indonesia tidak mengizinkan mereka membantu sehingga tim Rusia hanya bisa menonton proses pencarian saja.
Salah satu yang dipersoalkan adalah, tim SAR Rusia tak bisa memakai helikopter di sana. Padahal ketika ke Gunung Salak, kata si sumber, mereka memboyong segala perlengkapan, termasuk helikopter. "Tapi pemerintah Indonesia tidak mengizinkan kami menggunakannnya. Alasan mereka cuaca sedang berangin," kata sumber itu di Lifenews.ru.(baca:Tim Rusia Dilarang Terbangkan Helikopter ke Lokasi).
Tudingan tidak bisa diajak bekerja sama juga dilontarkan pemerintah Indonesia ke Rusia. Alasannya, pemerintah Rusia dianggap menolak memberikan sampel DNA korban Sukhoi sehingga tim Disaster Victim Indentification (DVI) Markas Besar Kepolisian RI sulit mengidentifikasi jati diri korban dari Rusia. "Ahli Rusia melarang patolog mengakses sampel DNA, contoh gigi, dan sidik jari dari kerabat penumpang serta awak Sukhoi," tulis Lifenews.ru.
Salah satu anggota tim dari Rusia menuding tim dari Indonesia sengaja menunda pencarian rekaman pembicaraan pesawat atau black box. "Sepertinya tim dari pemerintah Indonesia sengaja menunda pencarian black box karena menyembunyikan sesuatu," kata seorang sumber Kementerian Keadaan Darurat Rusia yang ikut dalam pencarian korban Sukhoi di Gunung Salak, Jawa Barat.
Seperti dilansir situs Lifenews.ru, Selasa 15 Mei 2012, sejumah pejabat Kementerian Rusia ikut turun ke lokasi kecelakaan pesawat Sukhoi. Namun pemerintah Indonesia tidak mengizinkan mereka membantu sehingga tim Rusia hanya bisa menonton proses pencarian saja.
Salah satu yang dipersoalkan adalah, tim SAR Rusia tak bisa memakai helikopter di sana. Padahal ketika ke Gunung Salak, kata si sumber, mereka memboyong segala perlengkapan, termasuk helikopter. "Tapi pemerintah Indonesia tidak mengizinkan kami menggunakannnya. Alasan mereka cuaca sedang berangin," kata sumber itu di Lifenews.ru.(baca:Tim Rusia Dilarang Terbangkan Helikopter ke Lokasi).
Tudingan tidak bisa diajak bekerja sama juga dilontarkan pemerintah Indonesia ke Rusia. Alasannya, pemerintah Rusia dianggap menolak memberikan sampel DNA korban Sukhoi sehingga tim Disaster Victim Indentification (DVI) Markas Besar Kepolisian RI sulit mengidentifikasi jati diri korban dari Rusia. "Ahli Rusia melarang patolog mengakses sampel DNA, contoh gigi, dan sidik jari dari kerabat penumpang serta awak Sukhoi," tulis Lifenews.ru.
Situs berita itu juga melaporkan jika pemerintah Indonesia sudah melayangkan surat ke Kedutaan Rusia untuk segera memberikan sampel DNA. Sebab tanpa contoh DNA, proses identifikasi penumpang dan awak Rusia terpaksa ditunda.
Tragedi Sukhoi SuperJet 100 terjadi pada 9 Mei 2012. Pesawat produksi Rusia itu lepas landas dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma pukul 14.12 untuk melakukan joy flight ke selatan Jakarta. Sekitar 21 menit di udara, Yablontsev menghubungi menara kontrol di Bandara Soekarno-Hatta dan meminta izin turun dari ketinggian 10 ribu ke enam ribu kaki. Namun setelah itu, Sukhoi menghilang. Deteksi radar terakhir menunjukkan pesawat itu berada di wilayah Gunung Salak.
Kepala Badan Search and Rescue Nasional, Marsekal Madya Daryatmo, menolak isu ketidakharmonisan tim dua negara ini. Menurut dia, sejak awal, pemerintah dua negara sudah berkomitmen untuk saling bekerja sama bahu-membahu mengevakuasi korban dan mengungkap terjadinya kecelakaan.
Soal penyebab helikopter Rusia pada hari-hari awal belum turun karena itu demi keselamatan bersama. Selain dua hari pertama evakuasi, lalu lintas helikopter di udara saat ini sedang padat, juga karena saat itu Rusia dianggap belum menguasai medan. "SAR itu tidak mengenal batas, tidak kenal suku, dan agama. Tapi keselamatan tetap kita utamakan. Kalau mereka tidak kenal kondisi kita, masak kita biarkan," ujarnya,
Selain itu, ada tahap yang perlu dilalui oleh pihak Rusia. "Ada tahapan. Katakanlah cek kesehatan dulu dan familiarisation dulu. Belakangan mereka menerima," ujarnya. "Mereka tidak keberatan," ujarnya. Ia berjanji nantinya tim Indonesia akan bekerja sama mengevakuasi. "Sama-sama. Kan, kecelakaan sama-sama, cari sama-sama."
Kotak Hitam Sukhoi Akhirnya Ditemukan
TEMPO.CO, BOGOR -
Kotak Hitam (Black Box) pesawat Sukhoi Super Jet 100 berhasil ditemukan
oleh tim gabungan Kopasus dan Federasi Panjat Tebing Indonesia di
lokasi jatuhnya pesawat, Selasa 15 Mei 2012. Kotak hitam yang dicari itu
ditemukan tim gabungan Kopasus dan Federasi Panjat Tebing Indonesia di
lokasi jatuhnya pesawat buatan Rusia tersebut di Gunung Salak."Setelah
dilakukan pemeriksaan oleh KNKT, benar material pesawat yang dibawa
oleh tim Kopassus adalah kotak hitam pesawat" kata Komandan Korem
061/Suryakancana Kol Inf AM Putranto, Selasa 15 Mei 2012.
Menurut Putranto, keberadaan kotak hitam pesawat
Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak pada Rabu 9 Mei 2012 lalu
diperlukan untuk mengetahui pasti penyebab musibah tersebut.
Sebelumnya ramai dikabarkan bahwa kotak hitam
pesawat Sukhoi Superjet 100 itu sudah ditemukan oleh tim pencari pada
hari ketujuh, Selasa 15 Mei 2012 sekitar pukul 21.00 WIB. Namun, hal itu
dibantah.
Meski kotak hitam dipastikan ditemukan, sampai saat
ini masih dibawa Tim Kopassus. Kotak hitam tersebut dievakuasi dari
Cimelati oleh tim SAR untuk diserahterimakan ke posko kendali di Balai
Embrio Ternak, Cipelang, Bogor.